![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyTApqRTeJK0PjuJW5p3CoWSagmmA9sKZ6kqESYvY-TX0nSnc0hhKyBKw3RWnh0mCQ5tELJ1K_td6rcMPwNdoO-q2lvOvCkt4r7PM2XrkkzxV6-J185eKN1-A_Osvgj-wyD8Xwq5Fs9WI/s640/logologo.png)
PT Mandala Airlines didirikan pada 17 April 1969 oleh Kolonel Sofkar,
Mayjen Raden Soerjo, Adil Aljol, Mayor (AU) Soegandi Partosoegonodo,
Kasbi Indradjanoe, dan Darwin Ramli, dengan melalui perusahaan PT Dharma
Kencana Sakti. Mandala Airlines mengawali sejarahnya menerbangi
seluruh penjuru Nusantara pada tahun 1967, ketika Indonesia mulai
membangun kembali ekonomi yang porak-poranda akibat berbagai masalah
politik dan ekonomi pada dekade 60-an. PT Dharma Kencana Sakti pada
gilirannya menjadi bagian dari unit komersial Yayasan Dharma Putra
Kostrad, sebuah yayasan yang berafiliasi dengan Komando Strategis
Angkatan Darat (Kostrad) kala itu. Sejak saat itu, Mandala Airlines
telah tumbuh menjadi salah satu maskapai penerbangan swasta terbesar di
Indonesia. Rute penerbangan Mandala mampu menjangkau lebih dari 20
kota besar Indonesia dengan dukungan armada 12 pesawat Boeing 737-200
dan 2 pesawat Boeing 737-400.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyG5IoQPvx-CHrDnreqSPLj8P8bJsR_ccY_8jwLExrDegR3ZK8JcDE-iGl7Nn0aszNdTbMos0y4mqXjGRfu223g2soo93Cpslfz5RpWgVzkrw9GWLxjXWjhbvawWfyDQbsuev2QX01fTs/s200/1a.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGEJCPkgWW2E3hW1bQ1nwaf6oDOJdklOvvsDYzjTNh3ubRoU7Otclbsr8r3QqS4fU5Z7bdIIOWs9Pug7pm_NK3rk_TF6ICMTzCuYMzbJ1eqcBge819z8ExuYvWDyI6MbmIXQvpmYV5XeA/s200/2.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8Pvm_GcBXGHutLjgk5olS9avI6KfZStaL-s_9nouZCEP7-hkPltbslQeQd9MpKDT7pihiI0vaSGsjJEP09eSBMsTvJ6a8RVsxouIIB9kwj3mLE6VD6ONUgURSpNpDEmLUvMPVpBgvRoI/s200/2a.jpeg)
Melalui Direktur Utama PT Mandala Airlines Nurhadijono Nurjadin,
Mandala mengumumkan penghentiaan sementara penerbangannya mulai Kamis,
13 Januari 2011 lalu. Kabar tutupnya Mandala Airlines ini memang cukup
mengejutkan mengingat sebelumnya telah mengumumkan berbagai rencana
yang cukup mengesankan. Utang Mandala sendiri mencapai lebih dari Rp
2,4 triliun. Bagaimana Mandala yang kukuh dan tegar selama 42 tahun
akhirnya harus berhenti beroperasi? Sebuah sumber menyebutkan gagalnya
mandala melakukan restrukturisasi hutang hutangnya menjadi penyebab
terjadinya “Kesulitan Keuangan”. Mandala mengajukan PKPU kepada
pengadilan niaga jakarta pusat, PKPU adalah Penundaan Kewajiban
Pembayaran Hutang, sehingga Jika Pengadilan Niaga jakarta setuju maka
dalam 45 hari setelah pengajuan maka Mandala harus membuat rencana
bisnis kedepan utk restrukturisasi perusahaan tsb. Restrukturisasi saat
ini diperlukan Mandala utk mengatasi kesulitan kesulitan keuangannya.
Mandala Kini :
Mandala Airlines kembali beroperasi di bulan April 2012 setelah tahun
lalu berhenti terbang pada 13 Januari 2011, akibat kekurangan dana
operasional dan menumpuknya utang. Tiger Airways Holding Limited resmi
memiliki 33% saham di PT Mandala Airlines Indonesia. Mandala Airlines
sendiri, memulai layanannya pada 5 April dengan penerbangan perdana dari
Jakarta ke Medan. Penerbangan internasional dari Singapura ke Medan
dimulai pada 20 April, dan penerbangan Jakarta ke Kuala Lumpur dimulai
pada 4 Mei. Tiger berpartner dengan Saratoga. Investasi Tiger Airways
dalam Mandala dikelola melalui anak perusahaan Tiger Airways Singapura,
Roar Aviation Pte. Ltd. Grup Saratoga memiliki saham sebesar 51,3%.
Sisanya 15,7% saham masih dimiliki pemilik saham sebelumnya serta
kreditor Mandala. Misi Mandala Airlines adalah mengatasi kebutuhan
wisatawan yang mencari penerbangan yang handal dengan dana terbatas.
Sejak diluncurkan kembali Mandala Airlines sebagai partner Tiger Airways
ingin merespon dengan baik pertumbuhan yang luar biasa dari bisnis
airline dan perkembangan budget travel. Seperti halnya Tiger
Airways, Mandala Airlines menjaga strategi sederhana yang menghapus
sebanyak mungkin biaya yang timbul namun tetap mengedepankan rasa aman,
rasa nyaman namum tetap handal. Tujuan utama Mandala Airlines adalah
menjadi salah satu armada terbaru yang paling hemat diantara operator
berbiaya rendah lainnya. Akibatnya, untuk itu Mandala Airlines harus
menetapkan rencana pertumbuhan yang sangat agresif.
Sejalan dengan perkembangan dunia penerbangan sekarang ini, dimana banyak bermunculan maskapai dengan konsep Low Cost carrier (LCC),
yaitu model maskapai yang unik dengan strategi penurunan operating cost
serendah mungkin. Dengan melakukan efisiensi cost di semua lini,
maskapai melakukan hal-hal diluar kebisaaan maskapai pada umumnya.
Dengan melakukan penghematan biaya maka dilakukan eleminasi terhadap
layanan maskapai tradisional pada umumnya yaitu dengan pengurangan
catering, minimize reservasi dengan bantuan teknologi IT
sehingga layanan nampak sederhana dan bisa cepat. Tujuan dari eleminasi
tersebut adalah untuk menurunkan harga tiket pesawat, namun tetap
mempertahankan profit yang ingin dicapai. Murahnya harga tiket pesawat
oleh maskapai LCC mengakibatkan maskapai tradisional yang lain mau tidak
mau mesti ikut juga menyediakan tarif promo, walaupun biasanya jumlah
kursi untuk tarif promo adalah sangat sedikit, mungkin maksimal hingga
mencapai 5% dari keseluruhan jumlah kursi yang dijual. Peraturan
Pemerintah yang tidak jelas terutama soal perijinan.
Kondisi persaingan di bisnis penerbangan nasional maupun di wilayah
Asia cukup ketat. Di Indonesia saja penerbangan yang masuk kategori full
service airlines ada Garuda Indonesia, Merpati Airline dan Pacific Royal (segera keluar) dan di kategori LCC ada Air Asia, Lion Air, Batavia Air, Citilink, Kartika Air, Wing Air, Sriwijaya Air. Di Asia budget airline terbaik adalah
AirAsia (Malaysia), Jetstar Asia (Singapura), Nok Air (Thailand), Tiger
Airways (Singapura), Cebu Pacific (Filipina), Virgin Blue (Australia),
Air Deccan (India), SpiceJet (India), Viva Macau (Macau), Hong Kong
Express (Hongkong).
Jika Mandala Airlines berada di kategori Low Cost Carrier seperti saudara barunya Tiger Airways berarti menempatkan Mandala Airlines di daerah Red Ocean – dimana persaingan begitu ketat – kenapa Mandala Airlines tidak keluar dari kerumunan menuju daerah yang masih biru atau Blue Ocean ? Sekarang pertanyaannya apa yang ditawarkan oleh manajemen baru Mandala Airlines ? Aman, Nyaman dan Tepat Waktu ?
Aman ? Apakah Mandala mampu memperkecil
angka kecelakaan pesawat dengan merekrut pilot yang berdedikasi pada
pekerjaan ? Apakah Mandala Airlines akan membiarkan pilotnya tidak
mengkonsumsi narkoba seperti pilot Lion Air ? Seperti diketahui berita
di Tribunnews.com 5/3/2012 yang menyebutkan pilot Hanum Adhyaksa yang
ditangkap Tim BNN saat sedang pesta narkoba di Studio Karaoke 33 Grand
Clarion Makassar (10/1/2012) – “Pilot Lion Air Menyesal Pakai Shabu” dan berita di RakyatMerdekaOnline.com 8/2/2012 bahwa pilot Saiful Salam ditangkap Tim BNN di Surabaya sebelum dua jam akan menerbangkan pesawat ke Makassar (4/2/2012) – “Untuk Dapat Sertifikat, Pilot Cuma JalaniTes 30 Menit”.
Adalah pekerjaan rumah besar bagi Mandala Airlines untuk membangun
kembali kepercayaan dan kecintaan masyarakat Indinesia pada Mandala
Airlines.
Nyaman ? Bagaimana Mandala Airlines
menerapkan rasa nyaman bagi para penumpangnya jika semua penerbangan LCC
sama saja dimana makanan apa saja harus bayar ? Apakah kursi pesawat
yang lebih lapang dari pesawat Lion Air ? Ada TV di setiap kursinya ?
Atau ada selimut tambahan untuk penerbangan jauh ? Apa yang menjadi
pembeda Mandala Airlines disbanding para kompetitornya ?
Tepat Waktu ? Dengan kondisi umumnya
Bandara di Indonesia yang hanya memiliki 1 landasan pacu sedangkan
tingkat penerbangan yang padat melebih kapasitas terutama di
Bandara-bandara besar. Ada 10 bandara yang dianggap melebihi kapasitas
yaitu Polonia (Medan), Minangkabau (Padang), Sultan Thaha (Jambi),
Depati Amir (Pangkal Pinang), Soekarno-Hatta (Jakarta), Supadio
(Pontianak), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif
Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), dan Raja Haji
Fisabililah (Tanjung Pinang). Dengan kondisi itu apakah Mandala Airlines
akan mampu menerapkan tepat waktu ? Ataukah akan seperti Lion Air si
‘Raja Delay’ ? Bagaimana Mandala Airlines ‘menghukum dirinya’ jika
terpaksa harus mengundurkan penerbangannya ?
Hal yang harus diingat oleh manajemen barunya Mandala Airlines,
perjalanan sejarah Mandala Airlines selama 45 tahun di Indonesia
sehingga menciptakan loyalitas dan kecintaan masyarakat Indonesia adalah
warisan yang tidak terhingga dan harus dijadikan modal berharga untuk
mulai berkomunikasi. Saya percaya ‘kekesalan’ pelanggan Mandala yang
terlanjur membeli tiket Mandala tapi tidak dipakai karena keburu
bangkrut akan berangsur-angsur hilang seiring dengan niat baik Mandala
Airlines mengganti dengan tiket baru.
Jadikan Mandala sebagai warisan berharga Indonesia adalah sahabat di
udara karena Mandala Airlines menawarkan rasa aman dan nyaman layaknya
seorang sahabat.