Sebuah jaringan baru pemantau seluruh pesawat yang sedang terbang secara real time,
 akan segera hadir. Rencananya, satelit ini akan diluncurkan pada 2015 
mendatang. Perusahaan komunikasi global, Iradium, berjanji akan 
meluncurkan satelit pelacak bagi pesawat terbang yang sedang 
mengangkasa. Dengan meletakkan perangkat pelacak pada satelit 
komunikasi, Iridium nantinya akan mampu mengawasi dan melacak setiap 
pesawat di seluruh di dunia dalam waktu singkat.
Sistem baru berbasis sistem pelacakan 
global ini juga akan memangkas waktu penerbangan dan membuka rute baru. 
Dengan begitu, otomatis akan menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi 
gas rumah kaca. “Ini adalah perbaikan kuantum atas cara kami 
beroperasi,” kata John Crichton, Presiden Nav Kanada, sebuah perusahaan 
swasta yang menyediakan jasa kontrol lalu lintas udara di Kanada. Nav 
Kanada bermaksud untuk menjadi pelanggan pertama untuk layanan baru ini,
 yang akan ditawarkan oleh perusahaan spin-off Iridium yang 
disebut Aireon. Tidak hanya Nav Kanada, US Federal Aviation 
Administration juga tertarik untuk menggunakan jasa ini.
Proyek ini dibangun sebagai usaha untuk 
meningkatkan kualitas sistem pesawat pelacakan dari radar menuju sinyal 
satelit navigasi GPS. Namun, saat ini hanya sepuluh persen dari planet 
yang memiliki sistem penerima GPS yang mampu menangkap sinyal dari 
pesawat. Kondisi inilah yang membatasi rute pesawat untuk terbang, 
terutama untuk melintasi samudera ataupun saat terbang di atas kutub 
planet. Iridium juga berencana untuk menempatkan GPS pada semua satelit 
generasi selanjutnya. Fokus utama dari jaringan ini yaitu digunakan 
untuk komunikasi mobile secara global. Jaringan baru ini mencakup 66 pesawat operasional ruang angkasa dan enam suku cadang yang akan mengorbit.
Menurut rencana, sistem ini akan 
diluncukan di atas roket SpaceX Falcon 9, pada awal 2015. “Tidak akan 
ada lebih banyak lagi titik-titik hitam yang tersebar di dunia,” kata 
CEO Iridium, Matt Dej. Project Adviser Russ Chew, yang juga pendiri Jet 
Blue Airways and Manager Operasional FAA (Federal Aviation Administration) memperkirakan
 dengan adanya sistem baru ini, maskapai penerbangan akan menghemat 
biaya antara US$6 – US$ 8 miliar selama lebih dari 12 tahun untuk rute 
penerbangan Atlantik Utara, Pasifik Utara, dan Pasifik Tengah. Selain 
itu, emisi karbon yang dipangkas setara dengan dua juta mobil dari jalan
 raya setiap tahunnya.
Sumber : Pesawatterbang.net 






